dimana disana hidup berbahagia dengan segala keterbatasan, di dalam keluarga itu selalu solid dalam menyelesaikan semua masalah yang nenimpa
hingga akhirnya, si anak pertama telah lulus sekolah, hingga akhirnya ia mempunyai tanggungan untuk membantu orang tuanya untuk membantu biaya sekolah adik-adik nya hingga ia melupakan cita-cita nya.
ia pun merantau ke kota yang besar untuk mencari pekerjaan yang layak
sampai beberapa tahun kemudian semua adik-adiknya pun berhasil menempuh pendidikan sampai selesai, meskipun tidak ada yang sampai jenjang S1
dan adik-adik nya pun mendapat kan pekerjaan yang mapan akhirnya adik-adik nya menikah, dan melangkahi kakak nya.
si kakak itu pun bangga karna bisa membantu orang tua nya,
dan si kakak itu pun menemukan seorang istri yang baik, meskipun di umur yang bisa dibilang cukup tua untuk menikah, karna yang ada di pikiran kakak itu hanyalah adik-adik nya
ia pun menikah dan memiliki dua anak laki-laki
pada suatu hari si kakak itu meminjam uang yang cukup besar untuk membangun rumah kepada seseorang adik nya, adik nya pun meminjam kan nya, beberapa bulan kemudian, si adik itu menagih uang yang dipinjam kakak nya melalui surat, dengan alasan ini itu untuk ini untuk itu.? si kakak pun menangis membaca surat itu? karna dengan gaji yang pas-pasan anak masih sekolah dan sedang membangun rumah, si kakak bingung untuk mengembalikan uang yang di pinjamnya.
lalu si istri pun melihat suami nya menangis, dan ikut membaca surat itu?
istri nya pun kesal dengan isi surat itu, lalu istri nya menelpon adik nya di kampung agar tanah miliknya dijual, beberapa hari kemudian datang lah wasel dari kampung, dan dibuka nya wasel itu, dan ternyata isi nya berupa uang yang cukup banyak, utang pun terbayar pada saat itu, dan terungkaplah ternyata si adik dari kakak itu menangih hanya untuk membeli mobil
si kakak pun berfikir "knp pas saya butuh mereka tidak mau membantu saya"
akhir nya rumah pun jadi, meskipun belum rumah itu belum ada ubin nya
keluarga kakak itu hidup cukup bahagia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar